LAPORAN
OBSERVASI
KEGIATAN ADMINISTRSI PENDIDIKAN DI MTs GUPPI 03 ASTOMULYO
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Administrasi Pendidikan
Dosen Pembimbing : Marsaid, M.Pd.I
KEGIATAN ADMINISTRSI PENDIDIKAN DI MTs GUPPI 03 ASTOMULYO
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Administrasi Pendidikan
Dosen Pembimbing : Marsaid, M.Pd.I

DISUSUN OLEH KELOMPOK II
NAMA : SEFI
RUSWANINGSIH (1286312)
ISNAINI DIAN WARFA’NI (1285262)
PRODI/SEMESTER : PBA/B/IV
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM (STAIN)
JURAI
SIWO METRO LAMPUNG
2013/2014
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakangan
Masalah
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan Observasi
BAB II
PEMBAHASAN
BIODATA
SEKOLAH
HASIL
OBSERVASI
1.
Bentuk Fisik MTs GUPPI 03 Astomulyo
a. Halaman Sekolah
b. Gedung Sekolah Keseluruhan
c. Ruang Kepala Sekolah
d. Ruang Guru dan Perpustakaan
e. Ruang Tata Usaha
f. Ruang Kelas VIII
g. Ruang Kelas IX
2.
Tenaga Pendidik
3.
Sarana Prasarana
a. Gedung OSIS dari luar
b. Gedung OSIS dari dalam
c. Tempat Ibadah
d. Tempat Wudhu
e. WC
f. Tempat Parkir
g. Prestasi Sekolah
Kesimpulan
Saran
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Masalah
saat ini banyak sekali sekolah-sekolah Islam yang ada di Indonesia yang
tersebar diseluruh wilayah hingga pedesaan baik Swasta maupun Negeri. namun
tidak sedikit dari sekolah Islam itu sarana dan prasarananya kurang memadai
terutama sekolah swasta. Hal ini tentunya akan menghambat proses belajar
mengajar siswa dan membatasi potensi
yang ada pada siswa. Jumlah bangunan yang kurang banyak dan kurang memadai fasilitasnya membuat para
pegawai dan siswanya merasa kurang nyaman. Kita semua tentu menginginkan
pendidikan di Indonesia terutama pendidikan di sekolah Islam mengalami
peningkatan baik akhlak ataupun kemampuan akademis dan teknologinya, tetapi
bagaimana pendidikan di Indonesia akan maju jika sarana dan prasarananya kurang
memadai. Disini tugas kita sebagai tunas bangsa ikut serta mengetahui keluhan
dan masalah yang ada pada pendidikan disekitar kita sehingga kita bisa
menyumbangkan pikiran ataupun memberi solusi untuk memajukan kualitas
pendidikan di Indonesia terutama didaerah kita. Disini penulis akan memaparkan
hasil observasi di MTs GUPPI 03 yang saat ini mengalami kekurangan bangunan dan
perbaikan.
b. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi fisik di MTs GUPPI 03 Astomulyo?
2. Kegiatan administrasi apa yang kurang berjalan di MTs GUPPI Astomulyo?
c. Tujuan Observasi
1. Mengetahui kondisi fisik di MTs GUPPI 03 Astomulyo.
2. Mengetahui kegiatan administrasi yang kurang berjalan di MTs GUPPI 03
Astomulyo.
PENUTUP
a. Kesimpulan Observasi
Berdasarkan hasil
observasi dan perbandingan dari tahun ketahun maka penulis menyimpulkan bahwa
MTs GUPPI 03 Astomulyo mengalami peningkatan dalam hal prestasi dan tenaga
pendidik, namun mengalami kemunduran dalam hal sarana dan prasarananya akan
tetapi ada satu ruangan yang mengalami peningkatan.
Pada tahun 2008, ruang
tata usaha mulanya adalah perpustakaan
yang kini perpustakaan berada satu ruang dengan ruang guru sedangkan
ruang guru bertempat digedung OSIS. Ruang
OSIS sendiri saat itu belum ada, bahkan OSIS sendiri hanya sebagai simbol
sehingga tidak pernah mengadakan rapat atau membentuk panitia kegiatan. Pada
tahun tersebut juga masih ada 2 komputer untuk praktek para siswanya yang
terletak diruangan yang saat ini menjadi gudang. sedangkan pada tahun 2014
tidak ada laboratorium komputer bahkan komputerpun tidak ada, ketika para siswa
praktek komputer, mereka meminjam laptop salah satu guru.
Ruang belajar mengajar
masih sama belum ada perubahan dari tahun 2008 bahkan sebelum tahun itu hingga
saat ini. Ada satu ruang belajar yang mengalami peningkatan yaitu kelas IX,
kursi, meja dan lantainya pun sudah sangat baik.
Selain itu sekolah ini
juga mengalami penurunan siswa. Hal ini disebabkan salah satu penerus dari
pendiri sekolah ini membuat MTs baru sehingga, MTs GUPPI 03 Astomulyo ini
bersaing untuk mendapatkan murid.
para siswa yang membawa motor diparkirkan didepan ruang kelas, dikarenakan
menghindari kejadian yang tidak diinginkan seperti yang pernah terjadi
sebelumnya. Sekolah ini tidak mempunyai satpam sehingga keamanan disekolah ini
kurang baik.
Kemajuan yang bisa dilihat yaitu, OSIS yang mulai bergerak dengan mandiri
dan mempunyai banyak kegiatan. Seperti hari kartini, PHBI, perpisahan dan lain
sebagainya. Sedangkan pada tahun 2007 setiap ada kegiatan yang mengatur dan
membentuk panitia itu adalah guru bukan
anggota organisasi. Organisasi pramuka
disekolah ini masih sama seperti tahun sebelumnya, mereka masih aktif dan
mandiri menjalankan organisasi tersebut.
Prestasi disekolah ini sudah mulai meningkat. Hal ini dibuktikan dengan
dengan diraihnya juara dua olympide matematika di UNILA pada tahun 2011 dan
juara 2 Qatmil Qur’an tingkat kabupaten.
Untuk menyalurkan hobi siswa khususnya dalam bidang olah raga, sekolah ini
tidak mempunyai banyak alat yang bisa digunakan, sebab alat-alat itu sudah
mulai rusak.
Biaya disekolah ini biasa disebut Sumbangan Wali Murid yang berkisar Rp.
30.000,00 perbulan. Disekolah ini juga ada beasiswa BOS yang diperuntukkan bagi
siswa yang berekonomi menengah kebawah. Didalam pemilihan siswa yang menerima
dana BOS , ada ketidaksesuaian antara quota yang ditentukan oleh pemerintah
dengan kondisi dilapangan. Jumlah siswa kurang mampu lebih banyak dari quota
yang ditentukan pemerintah. Hal ini membuat kepala sekolah melakuakan kebijakan
lain terhadap biaya tersebut berdasarkan rapat dengan wali murid serta para
guru. Kebijakan beliau adalah mengurangi dana BOS dari siswa yang mendapatkan
beasiswa, kemudian dibagi rata kepada siswa yang kurang mampu yang tidak
mendapatkan beasiswa BOS.
Gaji para guru disekolah ini juga tidak terlalu besar. Bahkan kepala
sekolah hanya bergaji Rp. 100.000,00 perbulan.
Masyarakat disekitar sekolah ini juga sangat mendukung dan ikut menjaga
ketertiban siswanya dalam belajar. Hal ini dibuktikan dengan adanya komunikasi
yang baik antara masyarakat dan pihak sekolah bila ada salah satu siswanya yang
membolos.
Dari realita yang dipaparkan diatas maka penulis menyimpulkan bahwa sekolah
ini mempunyai masalah dalam hal pembangunan untuk perbaikan gedung, penamabahan
gedung, menambah koleksi buku perpustakaan, membeli alat-alat olah raga untuk
siswa, serta sarana komputer yang sangat diperlukan siswa ketika praktek. Hal
ini berkaitan dengan keuangan sekolah. Telah dipaparkan diatas bahwa setiap
siswa menyumbang sebesar Rp. 30.000,00 perbulan, dengan minimnya murid maka
dana sumbangan itu tidak mencukupi kebutuhan sekolah. Dana BOS yang minim juga tidak
bisa membantu kekurangan pada sekolah ini, terlebih lagi ketika sekolah harus
mengeluarkan biaya untuk siswa-siswanya yang akan mengikuti perlombaan dan dana
diatas belum cukup untuk membiayai kegiatan perlombaan diluar daerah. Pada
posisi seperti ini, pihak sekolah merasa prihatin ketika siswa-siswa yang
hendak mengikuti lomba diluar daerah menggalang dana pribadi atas inisiatif
sendiri.
a. Saran
Melihat kondisi sekolah yang memprihatinkan seperti itu, penulis
menyarankan agar pemerintah meningkatkan perhatiannya terhadap sekolah Islam
swasta di Indonesia, serta mengharapkan agar masyarakat sekitar terus
berpartisipasi dalam keamanan dan ketertiban sekolah yang ada disekitar.
0 komentar:
Posting Komentar