Blogger templates

Pages

Senin, 28 September 2015

bahasa pertama dan bahasa kedua

MAKALAH
PEMERPLEHAN BAHASA PERTAMA DAN BAHASA KEDUA
Ditulis Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah:Psikolinguistik
Dosen Pengampu: Prabowo Adi Widayat, M. Pd.I








Disusun Oleh :
Nama
:
Sefi Ruswaningsih (1286312)

Jurusan
: 

      
Tarbiyah
Prodi/Semester/kelas
:
P B APBA/IV/B




SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAIN)
JURAI SIWO METRO LAMPUNG
 2013/2014



KATA PENGANTAR


Segala puji syukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, besarta sahabat, keluarga dan seluruh pengikut beliau hingga akhir zaman. Sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pemerolehan Bahasa Pertama Dan Kedua”.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini tentunya masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi perbaikan kami di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Metro, Juni 2014



Penyusun





DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
a.       Latar belakang Masalah......................................................................... 1
b.      Rumusan Masalah.................................................................................. 1
c.       Tujuan Makalah...................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A.    Pemerolehan Bahasa Pertama.........................................................
1.      Pemerolehan Fonologi..............................................................
2.      Pemerolehan Semantik.......................................................................
3.      Pemerolehan Sintaksis..............................................................
4.      Pemerolehan Leksikon..............................................................
B.     Pemerolehan Bahsa Kedua
1.      Pemerolehan B2 Yang Terpimpin...................................................
2.      Pemerolehan B2 secara Alamiah..............................................................

BAB III PENUTUP
Kesimpulan................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pemerolehan bahasa pertama merupakan dimana manusia pertama kali mempelajari bahasa ibu. Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan dari pembelajaran bahasa. Pemerolehan bahasa berkenaan dengan bahasa kedua. Namun banyak juga yang menggunakan istilah pemerolehan bahasa untuk bahasa kedua.
Ada dua proses yang terjadi ketika seorang anak sedang memperoleh bahasa pertamanya, yaitu proses kompetensi dan proses performansi. Kedua proses ini merupakan dua proses yang berlainan. Kompetensi adalah proses penguasaan tata bahasa yang berlangsung secara tidak disadari. Proses kompetensi menjadi syarat untuk terjadinya proses performansi yang terdiri dari dua proses, yakni proses pemahaman dan proses penerbitan atau proses penghasilan kalimat-kalimat. Sedangkan penerbitan melibatkan kemampuan mengeluarkan atau menerbitkan kalimat-kalimat sendiri. Kedua jenis kompetensi ini apabila telah dikuasai akan menjadi kemampuan linguistik terdiri dari kemampuan memahami dan kemampuan melahirkan atau menerbitkan kalimat-kalimat baru yang dalam linguistik transformasi generatif disebut perlakuan atau pelaksanaan bahasa.

B.  Rumusan masalah
1.      Bagaimana proses pemerolehan bahasa pertama?
2.      Bagaimana proses pemerolehan bahasa kedua?

C.   Tujuan
1.      Mengetahui proses pemerolehan bahasa pertama.
2.      Mengetahui proses pemerolehan bahasa kedua.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pemerolehan Bahasa Pertama
Pemerolehan bahasa atau akuisisi bahasa adalah proses yang berlangsung di dalam otak kanak-kanak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya. Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan dengan pembelajaran bahasa. Pembelajaran bahasa berkaitan dengan proses-proses yang terjadi pada waktu seorang kanak-kanak mempelajari bahasa kedua setelah dia memperoleh bahasa pertamanya. Jadi, pemerolehan bahasa berkenaan dengan bahasa pertama, sedangkan pembelajaran bahasa berkenaan dengan bahasa kedua[1]
Selama pemerolehan bahasa pertama, Chomsky menyebutkan bahwa ada dua proses yang terjadi ketika seorang kanak-kanak memperoleh bahasa pertamanya. Proses yang dimaksud adalah proses kompetensi dan proses performansi. Kedua proses ini merupakan dua proses yang berlainan. Kompetensi adalah proses penguasaan tata bahasa (fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik) secara tidak disadari. Kompetensi ini dibawa oleh setiap anak sejak lahir. Meskipun dibawa sejak lahir, kompetensi memerlukan pembinaan sehingga anak-anak memiliki performansi dalam berbahasa. Menurut Weterson pemerolehan bahasa oleh anak-anak dimulai dari pemerolehan semantk dan fonologi, kemudian baru ada pemerolehan sintaksis.[2]
1.      Pemerolahan Dalam Bidang Fonologi
Secara fisiologis, anak yang baru lahir memiliki perbedaan organ bahasa yang amat mencolok dibanding orang dewasa. Berat otaknya hanya 30% dari ukuran orang dewasa. Rongga mulut yang masih sempit itu hampir dipenuhi oleh lidah. Bertambahnya umur akan melebarkan rongga mulut. Pertumbuhan ini memberikan ruang gerak yang lebih besar bagi anak untuk menghasilkan bunyi-bunyi bahasa.
            Pemerolehan fonologi atau bunyi-bunyi bahasa diawali dengan pemerolehan bunyi-bunyi dasar. Menurut Jakobson bunyi dasar dalam ujaran manusia adalah /p/, /a/, /i/, /u/, /t/, /c/, /m/, dan seterusnya. Kemudian pada usia 1 tahun anak mulai mengisi bunyi-bunyi tersebut dengan bunyi lainnya. Misalnya /p/ dikombinasikan dengan /a/ menjadi /pa/ dan /m/ dikombinasikan dengan /a/ menjadi /ma/.  Setelah anak mampu memproduksi bunyi maka seiring dengan berjalannya waktu, anak akan lebih mahir dalam memproduksi bunyi. Hal ini dipengaruhi oleh lingkungan, kognitif, dan juga alat ucapnya.[3]
      Begitu anak –anak melewati periode mengoceh, mereka mulai menguasai segmen-segmen fonetik,yang merupakan balok bangunan yang dipergunakan untuk mengucapkan perkataan. Mereka belajar bagaimana mengucapkan silabe-silabe dan kata-kata. Cara anak mencoba menguasai segmen fonetik ini adalah dengan menggunakan teori hypothesis testing.menurut teori ini, anak-anak menguji coba berbagai hipotesis tentang bagaimana memproduksi bunyi dengan benar. Contohnya: seorang anak mencoba mengucapkan perkataan doggie. Mula-mula ia hanya mengucapkan sebagai do, kemudian menjadi dodie lalu gogie dan terakhir baru doggie.[4]
2.      Pemerolehan Dalam Bidang Semantik
Pemerolehan semantik dilakukan seorang anak dengan mengamati dan mengumpulkan sebanyak-banyaknya informasi yang ada di lingkungannya. Apa yang diamati oleh seluruh panca indranya menjadi pengetahuan dunianya. Berdasarkan pengetahuan dunia inilah seorang anak memperoleh semantik bahasa dunianya dengan cara melekatkan ”makna” yang tetap kepada uruan bunyi bahasa tertentu. Ahli-ahli psikologi perkembangan menyatakan bahwa anak-anak memperoleh makna suatu kata dengan cara menguasai fitur-fitur semantik kata satu demi satu sampai dengan semua fitur semantik itu sebagaimana yang dikuasai dikuasai oleh orang dewasa.[5]





3.      Pemerolehan Dalam Bidang Sintaksis
Dalam bidang sintaksis, anak memulai berbahasa dengan mengucapkan satu kata, kata ini sebenarnya kalimat penuh tetapi karena dia belum dapat mengatakan lebih dari satu kata, dia hanya mengambil ujaran satu kata (USK) dari kalimat itu. Dari segi sintatiknya, USK sanagtlah sederhana karena memang hanya terdiri dari satu kata saja; bahkan untuk bahasa seperti bahasa indonesia hanya sebagian saja dari kata itu. Namun dari segi semantiknya, USK adalah kompleks karena satu kata ini memiliki lebih dari satu makna.[6] contohnya anak yang mengatakan bi untuk kata mobil bisa bermaksud untuk mengatakan:
a.       Ma, itu mobil
b.      Ma, ayo kita ke mobil
Sekitar umur 2;0 anak mulai mengeluarkan Ujaran Dua Kata (UDK). Anak mulai dengan dua kata yang diselingi jeda seolah-olah dua kata itu terpisah. Dengan adanya dua kata dalam UDK maka orang dewasa dapat lebih bisa menerka apa yang dimaksud oleh anak karena cakupan makna menjadi lebih terbatas. Contoh ujaran untuk dua kata (UDK) yang diucapkan echa pada waktu dia berumur 2;0. Contoh:
a.       liat tuputupu maksudnya ayo lihat kupu-kupu.
b.      etsa nani maksudnya echa mau nyanyi.


4.      Pemerolehan Dalam Bidang Leksikon



B.     Pemerolehan Bahasa Kedua
Pemerolehan B2 dapat terjadi dengan bermacam-macam cara, pada usia berapa saja, untuk tujuan bermacam-macam dan pada tingkat kebahasaan yang berlainan. Berdasarkan akta ini, kita dapat membedakan beberapa tipe pemerolehan B2. Krashen dan Terrel mengatakan bahwa pada umumnya pemerolehan B1 pada umumnya disebu akiusisi (acquisition) dan pelajaran B2 disebut pembelajaran (Learning). Pemerolehan lebih bersifat spontan sedangkan pembelajaran lebih bersifat terstruktur.
Beberapa pakar teori belajar bahasa kedua beranggapan bahwa anak-anak memperoleh bahasa, sedangkan orang dewasa hanya dapat mempelajarinya.[7] Krashen dan Terrel dalam Akhadiah, menegaskan perbedaan keduanya:
  1. Pemerolehan dilakukan secara bawah sadar sedangkan pembelajaran adalah proses sadar dan disengaja.
  2. Pemerolehan seorang anak atau pelajar bahasa kedua belajar seperti memungut bahasa kedua sedangkan dalam pembelajaran seorang pelajar bahasa kedua mengetahui bahasa kedua.
  3. Dalam pemerolehan pengetahuan didapat secara implisit sedangkan dalam pembelajaran pengetahuan didapat secara eksplisit. Berikut pembedaan B2:
a.       Pemerolehan bahasa kedua secara terpimpin
Di dalam pemerolehan bahasa kedua secara terpimpin berarti pemerolehan bahasa kedua yang diajarkan kepada pelajar dengan menyajikan materi yang sudah dipahami. Ciri-ciri pemerolehan bahasa kedua secara terpimpin, (1) materi tergantung kriteria yang ditentukan oleh guru, (2) Strategi yang dipakai oleh seorang guru juga sesuai dengan apa yang dianggap paling cocok untuk siswanya. Dalam pemerolehan bahasa secara terpimpin, apabila penyajian materi dan metode yang digunakan dalam belajar tepat dan efektif maka ini akan berhasil dan menguntungkan pelajar dalam pemerolehan bahasa keduanya. Namun, sering ada ketidakwajaran dalam penyajian materi terpimpin ini, misalnya penghafalan pola-pola kalimat tanpa pemberian latihan-latihan bagaimana penerapan itu dalam komunikasi.
b.       Pemerolehan bahasa kedua secara alamiah
Pemerolehan bahasa kedua secara alamiah atau secara spontan adalah pemeroleh bahasa kedua yang terjadi dalam komunikasi sehari-hari, bebas dari pengajaran atau pimpinan guru.Pemerolehan bahasa seperti ini tidak ada keseragaman karena setiap individu memperoleh bahasa kedua dengan caranya sendiri. Yang paling penting dalam cara ini adalah interaksi dan komunikasi yang mendorong pemerolehan bahasa kedua.[8]



BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
            Pemerolehan bahasa pertama adalah proses penguasaan bahasa pertama oleh si anak. Selama penguasaan bahasa pertama ini, terdapat dua proses yang terlibat, yaitu proses kompetensi dan proses performansi. Kedua proses ini tentu saja diperoleh oleh anak secara tidak sadar.
Pemerolehan fonologi atau bunyi-bunyi bahasa diawali dengan pemerolehan bunyi-bunyi dasar.
Pemerolehan semantik dilakukan seorang anak dengan mengamati dan mengumpulkan sebanyak-banyaknya informasi yang ada di lingkungannya. Apa yang diamati oleh seluruh panca indranya menjadi pengetahuan dunianya. Berdasarkan pengetahuan dunia inilah seorang anak memperoleh semantik bahasa dunianya dengan cara melekatkan ”makna” yang tetap kepada uruan bunyi bahasa tertentu.
Pemerolehan sintaksis merupakan kemampuan anak untuk mengungkapakan sesuatu dalam bentuk konstruksi atau susunan kalimat. Konstruksi itu dimulai dari rangkaian dua kata.
Pemerolehan B2 dapat terjadi dengan bermacam-macam cara, pada usia berapa saja, untuk tujuan bermacam-macam dan pada tingkat kebahasaan yang berlainan. Ada dua cara pemerolehan bahasa kedua yakni secara alamiah dan secara terpimpin.









DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, dkk. 1997. Teori Belajar Bahasa. Jakarta:Universitas Terbuka
Ardiana dan Syamsul Sodiq. 2000. Psikolinguistik. Jakarta: Universitas Terbuka.
Chaer, Abdul. 2003. Psikolinguistik, Kajian Teoritik, Jakarta:Rineka Cipta.
Mar’at, Samsunuwiyati. 2005. Psikolinguistik suatu pengantar. Bandung:PT Refika Aditama.
Nur Indah, Rohmani dan Abdurrahman. 2008. Psikolinguistik. Konsep Dan Isu Umum. Malang:UIN Malang Press.
Siahaan, Sanggam. 2008. Issues In Linguistics. Yogyakarta:Graha Ilmu.
Soejono Dardjowidjojo. 2005. Psikolinguistik:Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta:Yayasan Obor Indonesia.





[1] Abdul Chaer, Psikolinguistik, Kajian Teoritik, (Jakarta:Rineka Cipta, 2003), hal.167.
[2] Ibid, hal. 211.
[3] Ardiana dan Syamsul Sodiq. Psikolinguistik. (Jakarta: Universitas Terbuka, 2000), hal.445.
[4] Samsunuwiyati Mar’at, Psikolinguistik suatu pengantar, (Bandung:PT Refika Aditama, 2005), hal.45.
[5] Abdul Chaer, Op.cit, hal. 195.
[6] Soejono Dardjowidjojo, Psikolinguistik:Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia, (Jakarta:Yayasan Obor Indonesia, 2005), hal.247.
[7] Akhadiah, dkk. 1997. Teori Belajar Bahasa. Jakarta:Universitas Terbuka

[8] Rohmani Nur Indah dan Abdurrahman, Psikolinguistik, Konsep Dan Isu Umum, (Malang:UIN Malang Press, 2008), hal.77-78.

0 komentar:

Posting Komentar