MAKALAH
PEMERPLEHAN BAHASA PERTAMA DAN BAHASA KEDUA
Ditulis Dalam
Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah:Psikolinguistik
Dosen Pengampu:
Prabowo Adi Widayat, M. Pd.I
Disusun Oleh :
|
Nama
|
:
|
Sefi
Ruswaningsih (1286312)
|
|
Jurusan
|
:
|
Tarbiyah
|
|
Prodi/Semester/kelas
|
:
|
P B APBA/IV/B
|
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM (STAIN)
JURAI SIWO
METRO LAMPUNG
2013/2014
KATA
PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan Nabi besar
Muhammad SAW, besarta sahabat, keluarga dan seluruh pengikut beliau hingga
akhir zaman. Sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pemerolehan Bahasa Pertama Dan Kedua”.
Penyusun
menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini tentunya masih banyak
kekurangan. Oleh sebab itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami
harapkan demi perbaikan kami di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.
Metro, Juni 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar belakang Masalah......................................................................... 1
b. Rumusan Masalah.................................................................................. 1
c. Tujuan Makalah...................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pemerolehan Bahasa Pertama.........................................................
1. Pemerolehan Fonologi..............................................................
2. Pemerolehan Semantik.......................................................................
3. Pemerolehan Sintaksis..............................................................
4. Pemerolehan Leksikon..............................................................
B. Pemerolehan Bahsa Kedua
1. Pemerolehan B2 Yang Terpimpin...................................................
2. Pemerolehan B2 secara Alamiah..............................................................
BAB III PENUTUP
Kesimpulan................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pemerolehan bahasa pertama merupakan dimana manusia
pertama kali mempelajari bahasa ibu. Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan dari
pembelajaran bahasa. Pemerolehan bahasa berkenaan dengan bahasa kedua. Namun
banyak juga yang menggunakan istilah pemerolehan bahasa untuk bahasa kedua.
Ada dua proses yang terjadi ketika seorang anak sedang
memperoleh bahasa pertamanya, yaitu proses kompetensi dan proses performansi.
Kedua proses ini merupakan dua proses yang berlainan. Kompetensi adalah proses
penguasaan tata bahasa yang berlangsung secara tidak disadari. Proses kompetensi
menjadi syarat untuk terjadinya proses performansi yang terdiri dari dua
proses, yakni proses pemahaman dan proses penerbitan atau proses penghasilan
kalimat-kalimat. Sedangkan penerbitan melibatkan kemampuan mengeluarkan atau
menerbitkan kalimat-kalimat sendiri. Kedua jenis kompetensi ini apabila telah
dikuasai akan menjadi kemampuan linguistik terdiri dari kemampuan memahami dan
kemampuan melahirkan atau menerbitkan kalimat-kalimat baru yang dalam
linguistik transformasi generatif disebut perlakuan atau pelaksanaan bahasa.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana proses pemerolehan bahasa pertama?
2. Bagaimana proses pemerolehan bahasa kedua?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui proses
pemerolehan bahasa pertama.
2.
Mengetahui proses pemerolehan bahasa kedua.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pemerolehan Bahasa Pertama
Pemerolehan bahasa atau akuisisi bahasa adalah proses yang
berlangsung di dalam otak kanak-kanak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya
atau bahasa ibunya. Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan dengan pembelajaran
bahasa. Pembelajaran bahasa berkaitan dengan proses-proses yang terjadi pada
waktu seorang kanak-kanak mempelajari bahasa kedua setelah dia memperoleh
bahasa pertamanya. Jadi, pemerolehan bahasa berkenaan dengan bahasa pertama,
sedangkan pembelajaran bahasa berkenaan dengan bahasa kedua[1]
Selama pemerolehan
bahasa pertama, Chomsky menyebutkan bahwa ada dua proses yang terjadi ketika
seorang kanak-kanak memperoleh bahasa pertamanya. Proses yang dimaksud adalah proses
kompetensi dan proses performansi. Kedua proses ini merupakan dua
proses yang berlainan. Kompetensi adalah proses penguasaan tata bahasa
(fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik) secara tidak disadari.
Kompetensi ini dibawa oleh setiap anak sejak lahir. Meskipun dibawa sejak
lahir, kompetensi memerlukan pembinaan sehingga anak-anak memiliki performansi
dalam berbahasa. Menurut Weterson pemerolehan bahasa oleh anak-anak dimulai dari
pemerolehan semantk dan fonologi, kemudian baru ada pemerolehan sintaksis.[2]
1.
Pemerolahan Dalam Bidang Fonologi
Secara
fisiologis, anak yang baru lahir memiliki perbedaan organ bahasa yang amat
mencolok dibanding orang dewasa. Berat otaknya hanya 30% dari ukuran orang
dewasa. Rongga mulut yang masih sempit itu hampir dipenuhi oleh lidah. Bertambahnya umur akan melebarkan
rongga mulut. Pertumbuhan ini memberikan ruang gerak yang lebih besar bagi anak
untuk menghasilkan bunyi-bunyi bahasa.
Pemerolehan fonologi atau bunyi-bunyi bahasa diawali dengan pemerolehan
bunyi-bunyi dasar. Menurut Jakobson bunyi dasar dalam ujaran manusia adalah
/p/, /a/, /i/, /u/, /t/, /c/, /m/, dan seterusnya. Kemudian pada usia 1 tahun
anak mulai mengisi bunyi-bunyi tersebut dengan bunyi lainnya. Misalnya /p/
dikombinasikan dengan /a/ menjadi /pa/ dan /m/ dikombinasikan dengan /a/
menjadi /ma/. Setelah anak mampu memproduksi bunyi maka seiring dengan
berjalannya waktu, anak akan lebih mahir dalam memproduksi bunyi. Hal ini
dipengaruhi oleh lingkungan, kognitif, dan juga alat ucapnya.[3]
Begitu anak –anak melewati periode
mengoceh, mereka mulai menguasai segmen-segmen fonetik,yang merupakan balok
bangunan yang dipergunakan untuk mengucapkan perkataan. Mereka belajar
bagaimana mengucapkan silabe-silabe dan kata-kata. Cara anak mencoba menguasai
segmen fonetik ini adalah dengan menggunakan teori hypothesis testing.menurut
teori ini, anak-anak menguji coba berbagai hipotesis tentang bagaimana
memproduksi bunyi dengan benar. Contohnya: seorang anak mencoba mengucapkan
perkataan doggie. Mula-mula ia hanya mengucapkan sebagai do, kemudian
menjadi dodie lalu gogie dan terakhir baru doggie.[4]
2.
Pemerolehan Dalam Bidang Semantik
Pemerolehan semantik dilakukan seorang anak dengan
mengamati dan mengumpulkan sebanyak-banyaknya informasi yang ada di
lingkungannya. Apa yang diamati oleh seluruh panca indranya menjadi pengetahuan
dunianya. Berdasarkan pengetahuan dunia inilah seorang anak memperoleh semantik
bahasa dunianya dengan cara melekatkan ”makna” yang tetap kepada uruan bunyi
bahasa tertentu. Ahli-ahli psikologi perkembangan menyatakan bahwa anak-anak
memperoleh makna suatu kata dengan cara menguasai fitur-fitur semantik kata satu
demi satu sampai dengan semua fitur semantik itu sebagaimana yang dikuasai
dikuasai oleh orang dewasa.[5]
3.
Pemerolehan Dalam Bidang
Sintaksis
Dalam bidang sintaksis, anak memulai berbahasa dengan
mengucapkan satu kata, kata ini sebenarnya kalimat penuh tetapi karena dia
belum dapat mengatakan lebih dari satu kata, dia hanya mengambil ujaran satu
kata (USK) dari kalimat itu. Dari segi sintatiknya, USK sanagtlah sederhana
karena memang hanya terdiri dari satu kata saja; bahkan untuk bahasa seperti bahasa
indonesia hanya sebagian saja dari kata itu. Namun dari segi semantiknya, USK
adalah kompleks karena satu kata ini memiliki lebih dari satu makna.[6] contohnya anak
yang mengatakan bi untuk kata mobil bisa bermaksud untuk
mengatakan:
a.
Ma, itu mobil
b.
Ma, ayo kita ke
mobil
Sekitar
umur 2;0 anak mulai mengeluarkan Ujaran Dua Kata (UDK). Anak mulai dengan dua
kata yang diselingi jeda seolah-olah dua kata itu terpisah. Dengan adanya dua
kata dalam UDK maka orang dewasa dapat lebih bisa menerka apa yang dimaksud
oleh anak karena cakupan makna menjadi lebih terbatas. Contoh ujaran untuk
dua kata (UDK) yang diucapkan echa pada waktu dia berumur 2;0. Contoh:
a.
liat tuputupu maksudnya ayo
lihat kupu-kupu.
b.
etsa nani maksudnya echa
mau nyanyi.
4.
Pemerolehan Dalam Bidang Leksikon
B. Pemerolehan Bahasa Kedua
Pemerolehan B2 dapat
terjadi dengan bermacam-macam cara, pada usia berapa saja, untuk tujuan
bermacam-macam dan pada tingkat kebahasaan yang berlainan. Berdasarkan akta
ini, kita dapat membedakan beberapa tipe pemerolehan B2. Krashen dan Terrel
mengatakan bahwa pada umumnya pemerolehan B1 pada umumnya disebu akiusisi
(acquisition) dan pelajaran B2 disebut pembelajaran (Learning). Pemerolehan
lebih bersifat spontan sedangkan pembelajaran lebih bersifat terstruktur.
Beberapa pakar teori belajar bahasa
kedua beranggapan bahwa anak-anak memperoleh bahasa, sedangkan orang dewasa
hanya dapat mempelajarinya.[7] Krashen dan Terrel dalam Akhadiah, menegaskan perbedaan
keduanya:
- Pemerolehan dilakukan secara
bawah sadar sedangkan pembelajaran adalah proses sadar dan disengaja.
- Pemerolehan seorang anak atau
pelajar bahasa kedua belajar seperti memungut bahasa kedua sedangkan dalam
pembelajaran seorang pelajar bahasa kedua mengetahui bahasa kedua.
- Dalam pemerolehan pengetahuan
didapat secara implisit sedangkan dalam pembelajaran pengetahuan didapat
secara eksplisit. Berikut
pembedaan B2:
a.
Pemerolehan bahasa kedua secara
terpimpin
Di
dalam pemerolehan bahasa kedua secara terpimpin berarti pemerolehan bahasa
kedua yang diajarkan kepada pelajar dengan menyajikan materi yang sudah
dipahami. Ciri-ciri pemerolehan bahasa kedua secara terpimpin, (1) materi
tergantung kriteria yang ditentukan oleh guru, (2) Strategi yang dipakai oleh
seorang guru juga sesuai dengan apa yang dianggap paling cocok untuk siswanya.
Dalam pemerolehan bahasa secara terpimpin, apabila penyajian materi dan metode
yang digunakan dalam belajar tepat dan efektif maka ini akan berhasil dan
menguntungkan pelajar dalam pemerolehan bahasa keduanya. Namun, sering ada
ketidakwajaran dalam penyajian materi terpimpin ini, misalnya penghafalan
pola-pola kalimat tanpa pemberian latihan-latihan bagaimana penerapan itu dalam
komunikasi.
b.
Pemerolehan bahasa kedua secara alamiah
Pemerolehan
bahasa kedua secara alamiah atau secara spontan adalah pemeroleh bahasa kedua
yang terjadi dalam komunikasi sehari-hari, bebas dari pengajaran atau pimpinan
guru.Pemerolehan bahasa seperti ini tidak ada keseragaman karena setiap individu
memperoleh bahasa kedua dengan caranya sendiri. Yang paling penting dalam cara
ini adalah interaksi dan komunikasi yang mendorong pemerolehan bahasa kedua.[8]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pemerolehan bahasa pertama adalah proses penguasaan
bahasa pertama oleh si anak. Selama penguasaan bahasa pertama ini, terdapat dua
proses yang terlibat, yaitu proses kompetensi dan proses performansi. Kedua
proses ini tentu saja diperoleh oleh anak secara tidak sadar.
Pemerolehan fonologi atau
bunyi-bunyi bahasa diawali dengan pemerolehan bunyi-bunyi dasar.
Pemerolehan
semantik dilakukan seorang anak dengan mengamati dan mengumpulkan
sebanyak-banyaknya informasi yang ada di lingkungannya. Apa yang diamati oleh
seluruh panca indranya menjadi pengetahuan dunianya. Berdasarkan pengetahuan
dunia inilah seorang anak memperoleh semantik bahasa dunianya dengan cara
melekatkan ”makna” yang tetap kepada uruan bunyi bahasa tertentu.
Pemerolehan sintaksis merupakan
kemampuan anak untuk mengungkapakan sesuatu dalam bentuk konstruksi atau
susunan kalimat. Konstruksi itu dimulai dari rangkaian dua kata.
Pemerolehan B2 dapat
terjadi dengan bermacam-macam cara, pada usia berapa saja, untuk tujuan
bermacam-macam dan pada tingkat kebahasaan yang berlainan. Ada dua cara
pemerolehan bahasa kedua yakni secara alamiah dan secara terpimpin.
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, dkk. 1997. Teori
Belajar Bahasa. Jakarta:Universitas Terbuka
Ardiana dan
Syamsul Sodiq. 2000. Psikolinguistik. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Chaer, Abdul. 2003. Psikolinguistik,
Kajian Teoritik, Jakarta:Rineka Cipta.
Mar’at, Samsunuwiyati.
2005. Psikolinguistik suatu pengantar. Bandung:PT Refika Aditama.
Nur Indah, Rohmani dan
Abdurrahman. 2008. Psikolinguistik. Konsep Dan Isu Umum. Malang:UIN
Malang Press.
Siahaan, Sanggam. 2008.
Issues In Linguistics. Yogyakarta:Graha Ilmu.
Soejono Dardjowidjojo.
2005. Psikolinguistik:Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta:Yayasan
Obor Indonesia.
[4] Samsunuwiyati Mar’at, Psikolinguistik suatu pengantar, (Bandung:PT
Refika Aditama, 2005), hal.45.
[6] Soejono Dardjowidjojo, Psikolinguistik:Pengantar Pemahaman Bahasa
Manusia, (Jakarta:Yayasan Obor Indonesia, 2005), hal.247.
[8] Rohmani Nur Indah dan Abdurrahman, Psikolinguistik, Konsep Dan Isu Umum,
(Malang:UIN Malang Press, 2008), hal.77-78.
0 komentar:
Posting Komentar